SemarakPost.Com | Kepahiang – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat waspada cuaca ekstrem yang berpotensi melanda wilayah Indonesia hingga 3 September 2022.
Dikutip dari kompas.com, “Saat ini diindikasikan terdapat potensi signifikansi dinamika atmosfer yang dapat berdampak pada peningkatan curah hujan di beberapa wilayah Indonesia,” ujar Deputi Bidang Meteorologi Guswanto, Minggu (28/8/2022).
Guswanto mengatakan, hasil analisis kondisi dinamika atmosfer terkini menunjukkan adanya potensi belokan dan perlambatan angin yang dapat meningkatkan pola konvektifitas.
Selama periode tersebut, diprediksi akan terjadi fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) dan aktifnya gelombang Rossby yang dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia dalam beberapa hari ke depan.
Berdasarkan kondisi tersebut, BMKG memperkirakan, potensi curah hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang selama sepekan ke depan dapat terjadi di sejumlah wilayah.
Daerah mengalami hujan dengan instensitas lebat
Adapun wilayah tersebut, yakni:
- Aceh
- Sumatera Utara
- Sumatera Barat
- Riau
- Kepulauan Riau
- Jambi
- Bengkulu
- Sumatera Selatan
- Kepulauan Bangka Belitung
- Lampung
- Kalimantan Barat
- Kalimantan Tengah
- Kalimantan Timur
- Kalimantan Utara
- Kalimantan Selatan
- Sulawesi Tenggara
- Sulawesi Barat
- Sulawesi Tengah
- Sulawesi Selatan
- Maluku Utara
- Maluku
- Papua Barat
- Papua.
Sementara untuk periode hingga 29 Agustus 2022, berdasarkan perkiraan berbasis dampak, wilayah yang berpotensi terdampak hujan lebat dengan kategori siaga perlu diwaspadai di:
- Bangka Belitung
- Bengkulu
- Sumatra Barat
- Kalimantan Barat
- Sulawesi Tengah
- Maluku.
Informasi lebih rinci hingga level kecamatan untuk potensi dampak dapat diakses melalui laman signature.bmkg.go.id.
Saran keselamatan dari BMKG
Guswanto menyarankan agar pihak-pihak terkait melakukan persiapan.
Persiapan, antara lain memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan.
Kemudian, melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan.
Selanjutnya, tidak melakukan pemotongan lereng atau penebangan pohon yang tidak terkontrol serta melakukan program penghijauan secara lebih masif.
“Melakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon yang rapuh, dan menguatkan tegakan atau tiang agar tidak roboh tertiup angin kencang,” kata dia.
BMKG juga menyarankan agar menggencarkan sosialisasi, edukasi, dan literasi untuk meningkatkan pemahaman, kepedulian pemerintah daerah, masyarakat dan pihak terkait dalam pencegahan atau pengurangan risiko bencana hidrometeorologi.
“Terus memonitor informasi perkembangan cuaca dan peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG secara lebih rinci dan detail untuk tiap kecamatan di seluruh wilayah Indonesia,” kata dia. (hen)