SemarakPost.com | Kepahiang – Jagat maya digegerkan dengan peristiwa kecelakaan lalu lintas yang mengkibatkan seorang ASN dilingkungan Pemkab Kepahiang, Yustiana Eri Herawati (40) meninggal dunia. Peristiwa tragis yang terjadi di Kelurahan Dusun Kepahiang, Kecamatan Kepahiang, Kabupaten Kepahiang, Bengkulu pada Sabtu pukul 17.00 Wib (29/1/22) itu viral dimedia sosial dan menjadi sorotan publik.
Salah satunya, Ketua Umum Srikandi Tenaga Pembangunan Sriwijaya, Nyimas Aliah, SE. M. Ikom. Putri Presidium Kabupaten Kepahiang yang baru saja purna tugas sebagai pejabat di Kementerian PPPA mengaku prihatin atas kejadian itu.
“Rasanya belum genap 2 minggu berada di Kota Kepahiang ini saya sudah dua kali menyaksikan terjadinya kecelakaan kendaraan bermotor, dengan korban yang mengalami luka cukup parah dan bahkan meninggal. Sekitar seminggu yang lalu saya menyaksikan langsung kejadiannya pas didepan tempat tinggal saya (Jalan Ponirin), tabrakan motor dengan motor dan korbannya laki-laki, lah sore ini saya lihat di WA WA Grup ada kejadian kecelakaan lagi di dusun payang dan korbannya perempuan, meninggal dengan luka yang cukup parah,” ungkap Nyimas.
Sungguh miris, bayangkan jika itu terjadi dalam keluarga kita, berapa besar kerugian material yang harus dibayar, belum lagi keluarga yang ditinggalkan oleh korban, mungkin anak-anak yang ditinggal, yang seyogyanya masih butuh pengasuhan dan lain sebagainya.
“Untuk itu saya selaku Ketua Umum Pusat Srikandi Tenaga Pembangunan Sriwijaya menyampaikan keperihatinan yang dalam, karena Kota Kepahiang ini tempat kelahiran saya, berharap agar hal ini menjadi perhatian dari semua pihak terkait, utamanya Pemerintah Daerah Kabupaten Kepahiang yang membawahi Dinas Perhubungan. Bagaimana program-program pencegahan dari Kementerian Perhubungan itu dapat dilaksanakan juga di Kabupaten Kepahiang. Untuk menciptakan keselamatan dalam berlalu lintas di jalan, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mendukung program Indonesia Youth Road Safety Warriors yang diinisiasi Indonesia Road Safety Partnership (IRSP),” ujar Nyimas.
Dikatakannya, program yang berfokus terkait menciptakan budaya keselamatan berkendara, menekankan pada pendidikan kalangan muda seperti mahasiswa dan taruna. Dengan adanya kegiatan tersebut, dapat meningkatkan keselamatan dijalan yang menjadi salah satu perhatian besar dari pemerintah.
“Seperti kita ketahui tingkat kecelakaan jalan yang terjadi di Indonesia didominasi sepeda motor, dan yang paling banyak dialami anak muda usia 15-29 tahun, oleh karena itu, diperlukan upaya pengendalian diri dari anak-anak muda, seperti anak-anak tingkat SMA yang masih kurang keterampilan berkendara dan rasa empati terhadap pengguna jalan lain.
“Peran seorang Ibu dirumah juga cukup penting, untuk selalu mengingatkan anak-anaknya agar tidak kebut-kebutan di jalan, agar menggunakan helem dan mentaati rambu-rambu lalu lintas Ketika anaknya akan mengendarai motor, pastikan juga apakah anak-anak kita sudah memenuhi persyaratan, seperti SIM atau sudah cukup umur,” katanya.
“Disini saya masih banyak melihat anak-anak remaja yang bawa motor tidak pake helem dan bawaannya ngebut, aduuh… emang punya serep nyawa ya. Demi keselamatan jiwa putra putri kita, hendaknya orang tua jangan pernah bosan untuk terus mengingatkan, karena pada usia remaja tersebut, pengendalian diri mereka belum stabil,” sambung Nyimas.
“Saya ingat dulu bagaimana Ketika membesarkan dua putra saya, pada usia remajanya, masalah motor ini adalah masalah besar, mau tidak mau, suka tidak suka kita harus memenuhi permintaannya untuk menggunakan motor, agar lebih lancar ke sekolah dan mengikuti kegiatan-kegiatan lain. Tapi dengan perjanjian-perjanjian secara tertulis, salah satunya jika ketahuan ngebut, maka sangsinya adalah tidak diberikan lagi untuk membawak motor, dan ini dilaksanakan dengan tegas dan sportif,” pungkas Nyimas.(ton)
https://semarakpost.com/2022/kecelakaan-maut-asn-kepahiang-meninggal-dunia.html/