Gerhana Bulan Total Terjadi Lagi, Ini Dampaknya

SemarakPost.Com | Kepahiang – Gerhana bulan total merupakan salah satu peristiwa yang langka dan jarang terjadi. Tahun ini, gerhana Bulan total terjadi dua kali, yakni pada 16 Mei dan 8 November.

Ketika fenomena astronomis ini terjadi, warna Bulan akan berubah menjadi merah atau biasa disebut dengan Blood Moon. Hal ini dikarenakan posisi Bulan, Matahari, dan Bumi sejajar, sehingga Bulan masuk ke umbra Bumi.

Meski gerhana Bulan total dikenal akan keindahannya, ternyata peristiwa ini memiliki dampak tersendiri lho.

Dampak Gerhana Bulan Total

Secara umum, dampak gerhana Bulan total sama dengan Bulan purnama atau Bulan baru. Hal ini diungkapkan oleh Thomas Djamaluddin, Profesor Riset Astronomi-Astrofisika dari Pusat Riset Antariksa Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN).

Thomas mengatakan, dampak dari gerhana Bulan total yakni adanya pasang air maksimum di wilayah pantai. Dalam unggahannya di Instagram, ia menyebut telah melakukan riset mengenai dampak gerhana Bulan, yaitu banjir rob.

“Riset saya menunjukkan potensi banjir rob tidak secara langsung terkait dengan purnama atau Bulan baru,” tulisnya, dikutip Selasa (8/11/2022).

Menurutnya, faktor utama yang memengaruhi adalah konfigurasi Bumi-Bulan-Matahari. Kombinasi faktor purnama, termasuk gerhana Bulan, deklinasi Bulan, perigee atau jarak terdekat Bulan ke Bumi dan deklinasi Matahari menjadi penyebab banjir rob.

Lebih lanjut Thomas menjelaskan, potensi banjir rob di wilayah Pantai utara Pulau Jawa diprediksi terjadi pada 7 November 2022. Sementara itu, di sekitar Pantura Jawa bagian barat dan tengah diprediksi sekitar 12 November 2022.

Oleh karenanya, ia mengimbau masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir pantai untuk lebih waspada ketika gerhana Bulan terjadi. Sebab, tingkat pasang air laut akan meninggi dibandingkan hari-hari biasa.

Kenaikan pasang naik air laut ini juga dibahas oleh Andi Pangerang, salah satu Peneliti Pusat Riset Antariksa Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa BRIN.

“Dampak dari gerhana bulan total bagi kehidupan manusia adalah pasang naik air laut yang lebih tinggi dibandingkan dengan hari-hari biasanya ketika tidak terjadi gerhana, purnama, maupun Bulan baru,” urainya dikutip dari Antara.

Jenis-jenis Gerhana Bulan dan Proses Terjadinya

Gerhana Bulan menjadi salah satu fenomena langit yang langka. Peristiwa ini terjadi saat sebagian atau keseluruhan penampang Bulan tertutup oleh bayangan Bumi. Dalam laman Direktorat Sekolah Dasar Kemendikbud dijelaskan bahwa gerhana Bulan terbagi ke dalam 3 jenis yaitu:

1. Gerhana Bulan Penumbra

Yang pertama adalah gerhana Bulan penumbra. Peristiwa ini terjadi ketika seluruh bagian Bulan berada di bagian penumbra. Akibatnya, Bulan masih dapat terlihat dengan warna yang suram.

2. Gerhana Bulan Sebagian

Selanjutnya adalah gerhana Bulan sebagian atau biasa dikenal dengan gerhana Bulan parsial. Fenomena tersebut terjadi ketika Bumi tidak seluruhnya menghalangi Bulan dari sinar Matahari. Sebagian permukaan Bulan berada di daerah penumbra, jadi sebagian sinar Matahari masih ada yang sampai ke permukaan Bulan.

3. Gerhana Bulan Total

Terakhir adalah gerhana bulan total. Peristiwa ini terjadi ketika seluruh bayangan umbra Bumi jatuh menutupi Bulan, sehingga Matahari-Bumi-Bulan berada tepat di satu garis yang sama atau sejajar. (hen)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *