SemarakPost.com | Bengkulu – Koalisi Perempuan indonesia (KPI) mengutuk keras kejadian pembunuhan mahasiswi Unib.
Nyimas Halimah, Sekretaris Wilayah-KPI minta agar aparat segera menangkap pelaku.
“Keadilan harus ditegakkan satu perempuan yang mati terbunuh adalah teror bagi semua perempuan. Kita hidup dizaman yg sudah lebih maju, mengapa masih saja perempuan selalu menjadi korban tak ubahnya seperti zaman jahiliyah,” sampai Nyimak Halimah, Senin (9/12/2019).
Dikatakan, mindshet pelaku selalu menganggap perempuan lemah tidak berdaya, padahal perempuan itu kuat, lingkunganlah yg menjadikan perempuan itu rentan mengalami kekerasan.
“Kami dari KPI dan berbagai organisasi peremuan bersatu untuk mengkampanyekan penolakan keras terhadap kasus ini agar menjadi perhatian semua pihak,” sambungnya.
Ditambahkan, hari anti kekerasan terhadap Perempuan diperingati setiap tahun selama 16 hari, mulai 25 November sampai dengan 10 Des, disingkat 16 HAKtP.
“Kenapa16 hari, karena banyak sekali perempuan dan anak perempuan yang menjdi korban kekerasan,” tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, Wina Mardiani(20) hilang sejak Selasa (3/12/2019) malam. Wina pergi keluar dari kosnya di RT 01 RW 01 Kelurahan Beringin Raya Kecamatan Muara Bangkahulu Kota Bengkulu, dengan membawa motor Honda Scopy BD 6425 NU. Sejak malam itu, Wina tidak pernah lagi terdengar kabar. Kemudian pada Minggu (8/12/2019), Wina ditemukan telah tewas dikubur dibelakang kosannya. Kondisi Wina saat ditemukan dalam keadaan tidak berbusana dan terikat.
Usai ditemukan, jenazah Wina kemudian dibawa ke RS Bhayangkara Bengkulu untuk diotopsi oleh petugas.
Dari informasi yang dihimpun, sosok Wina merupakan mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bengkulu, semester lima. Dia merupakan putri Aguswandi, mantan Kades Medan Jaya, Kecamatan Ipuh Kabupaten Mukomuko. Wina merupakan anak pertama dari tiga bersaudara.(ton)