SEMARAK POST | KEPAHIANG – Lupa persisnya, sekira pertengahan 2023 alat berat mulai nongkrong dan seliweran di pintu masuk jalan Ringroad, tepatnya prapatan komplek perkantoran Pemkab Kepahiang, Desa Pelangkian, Kecamatan Kepahiang.
Pikiran mulai menerka, ruas jalan Ringroad sepanjang 6 KM yang menghubungkan Desa Pelangkian dengan Desa Tebat Monok yang dibuka puluhan tahun silam atau pada era Bupati Bando Amin itu akan dibangun.
Hati mulai bertanya, duit dari mana ? tentu anggarannya tidak sedikit, sedangkan APBD Kepahiang belum keluar dari zona defisit. Dan masih banyak jalan urgen yang tak kalah prioritas untuk dibangun. Sebut saja jalan Desa Langgar Jaya yang sempat viral Nasional lantaran warga setempat gotong mayat pakai motor ditengah jalan lumpur yang ekstrime.
2023 berlalu, akhir pekan minggu pertama 2024 wartawan media ini berangkat hunting ke jalan Ringroad menggunakan sepeda motor Trail. Ini untuk menjawab “Kepo” rasa ingin tahu gimana sih penampakan Ringroad terkini ? Karena pada pangkal jalan Desa Pelangkian sudah dibangun jalan Hotmix licin mengkilap, pun demikian di ujung jalan Desa Tebat Monok juga terbentang jalan hotmix yang lebar bak landasan pacu pesawat terbang.
Sepeda motor dipacu menuju Desa Tebat Monok, maksud hati masuk dari gerbang Tebat Monok keluar di gerbang Pelangkian. Berdecak kagum, saat memasuki jalan lebar hitam mengkilap.
Ah Kepahiang ku sudah banyak kemajuan. Tak lama gas motor sempat terhenti, lantaran jalan hotmix hanya berapa meter saja dari gerbang. Selajutnya masih jalan tanah ting – ting. Secara bersamaan ada pula pengendara mobil Inova yang berputar arah sambil teriak “Jalanya belum tembus”.
Setelah diskusi dengan teman, perjalanan kami lanjutkan. Decak kagum seketika hilang beganti tanda tanya. Aneh ya kok ditengah jalan itu jalanya masih extrime dengan lumpur, jurang dan tanjakan. Bahkan 3 kali nyeberang air pakai jembatan kayu seadanya. Jalan setapak licin beberapa kali menghempas sehingga jungkir balik. Hati menggerutu, kok jalan ringroad ini yang dibangun hanya ujung dan pangkalnya saja ? Sementara ditengah jalan masih semak belukar bak hutan belantara. Butuh waktu 4 jam untuk sampai ke gerbang jalan ringroad Desa Pelangkian. Itupun di tanjakan terakhir minta jasa evakuasi dari petani setempat untuk narik motor.
Pembangunan jalan Ringroad ini harus di apresiasi sebagai upaya pemerintah untuk kelancaran transfortasi. Tapi, pertanyaannya, kenapa jalan Ringroad itu dibangun hanya ujung dan pangkalnya saja sedangkan tengahnya masih seperti “hutan amazon” ?
Beredar kabar, pembangunan jalan Ringroad merupakan paket pekerjaan Kementerian PU melalui BPJN Bengkulu. Sempat dikonfirmasi, PPK Balai, Roberto, belum memberikan jawaban.
Sementara itu, Kepala Dinas PUPR Kabupaten Kepahiang, Tedi Adeba ST, melalui Kabid Bina Marga, Hardiono, saat dikonfirmasi, membenarkan pembangunan jalan Ringroad pekerjaan Kementerian PU melalui BPJN Balai.
Menurut Hardiono, pembangunan jalan ringroad atas usulan Pemkab Kepahiang pada Juli 2023 bertepatan dengan kunjungan Presiden Jokowi ke Bumi Sehasen.
“Untuk ruas jalan pusat pemerintahan Tebat Monok (ringroad,red) panjang keseluruhan jalan 6 KM anggaran yang dibutuhkan Rp 30 M. Ini usulan, nah untuk yang sudah terakomodir silahkan konfirmasi ke pihak balai,” kata Hardiono
Sebagai catatan, agar dibuat rambu yang menerangkan bawa jalan ringroad belum tembus. Supaya pengendara tidak kena prank.
Penulis :
Pemimpin Redaksi Semarak Post
KEMAS IBRAHIM FATONI