Ditulis oleh :Retno Dwi Putri (D2E024028)
Magister Ilmu Komunikasi Universitas Bengkulu
SEMARAKPOST – Artikel | Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan ragamkebudayaan (kultur,tradisi,agama dan suku). MenurutHilbread gererts menyatakan bahwasannya Indonesia terdapatsekitar 300 suku bangsa tentunya memiliki kebudayaan dan tradisinya masing-masing. Berdasarkan data tersebut makatidak heran bahwa Indonesia dijuluki sebagai negara multicultural karena memiliki banyak budaya yang tersebar di seluruh daerah yang ada di Indonesia (Siti Nurhidayah, 2022).
Sama halnya dengan istilah masyarakat tradisional, pengetahuan tradisional (traditional knowledge) juga memiliki berbagai istilah, seperti ’pengetahuan pendudukpenduduk asli’ (indigenous konoweldge-IK), ‘pengetahuanTeknik indigenous’ (indigenous technical knowledge), ‘etnoekologi’ (ethnoecology), ‘pengetahuan lokal’ (local konowledge), ‘pengetahuan rakyat’ (folk knowledge),‘pengetahuan ekologi tradisional’ (traditional ecological knowledge-TEK), ‘sains penduduk’ (people scince) dan‘pengetahuan penduduk desa’ (rural people knowledge)(Johan Iskandar, 2016).
Untuk menggambarkan masyarakat yang beragam secarabudaya (culture diverse society), multikulturalisme telah adasejak lama. Di Yunani Kuno, ada berbagai daerah kecildengan kostum, tradisi, dialek, dan identitas yang berbeda. Di kekaisaran Ottoman, Muslim adalah mayoritas, tetapi ada juga yang Kristen, Yahudi, dan kelompok agama lainnya. Singkatnya banyak negara sejak lama memiliki pendudukcampuran dari berbagai ras, latar belakang Bahasa, afiliasiagama, dan sebagainya. Meskipun demikian, secara historissebagai sebuah filsafat politik, ideologi, atau kebijakannegara, Multikulturalisme merupakan sebuah konsep yang relative masih baru. Studi Sistematis multikulturalisme dalamfilsafat baru berkembang pada akhir abad ke-20, Ketika mulaimendapat perhatian khusus dari para filsuf liberal. Pada Mulanya para filsuf yang mendedikasikan lebih banyak waktuuntuk topik tersebut.
Sebagai perlambang negara, Bhineka Tunggal Ika merupakankonstansi yang sarat makna dan tanggungjawab besar terkaitdengan penegakkan kesatuan dalam keanekaragaman. SebagaiMisi Nasional, Bhineka Tunggal Ika tidak bisa dihayati secaraprimordial. Artinya, disatu pihak karena kita merupakanmasyarakat yang terdiri berbagai kultur dan sub kultur. Namun dilain pihak secara tidak sadar kita sering cendrungpada keseragaman dan uniformitas. Misi kebangsaan tersebuthanya punya makna jika ditunjang oleh pengakuan yang jujurkan kemajemukan etnis, religi, kultural,dan geografis. Bhineka Tunggal Ika tidak bisa dihayati secara primordial berdasarkan kultur dan sub kultur masing-masing (Sugeng, 2023).
Indonesia adalah realitas kemajemukan, keragaman suku, gama Bahasa dan Budaya yang dapat dijumpai diseluruhpenjuru negeri. Dan keragaman ini pula yang menjadipemersatu bangsa . Kemajemukan Masyarakat di Indonesia bukanlah suatu keunikan yang memerlukan perlakuan khususkarena dalam realitas kehidupan tidak ada suatu Masyarakat yang benar-benar tunggal tanpa ada unsur-unsur pembeda di dalamnya. Kemajemukan pada masyarakat data dijaga melaluikerukunan, selama manusia hidup perbedaan akan selalu ada. Potensi konflik juga slalu terbuka lebar. Hal yang pentinguntuk dilakukan adalah melakukan usaha dalam bentukapapun dalam keberagaman itu bisa menjadi kehidupan yang harmonis. (Yulia Gusti, 2021).
Sebelum Kabupaten Kepahiang menjadi Kabupaten sendiri, suku yang pertama mendiami di Kelurahan Pensiunan iniadalah Suku Rejang, kemudian proses akulturasi di KelurahanPensiunan ini sangat cepat berkembang karena beberapafactor, Misalnya banyak masyarakat pendatang datang ketempat ini hanya untuk melaksanakan jual beli saja sehinggamenetap dan memiliki keluarga. Masuknya suku lain keKelurahan Pensiunan ini karena Kelurahan ini berada dekatdengan Pusat Kota dan Pasar, sehingga banyak Masyarakat dari suku lain berdatangan dan membangun rumah di Kelurahan Pensiunan ini. Melalui Jalur Perdagangan yang dilakukan suku lain sehingga masyarakat di KelurahanPensiunan ini bukan hanya dari Suku Rejang saja. SecaraAdat Istiadat Kelurahan Pensiunan banyak menganutbeberapa budaya dan adat istiadat, diantaranya beberapabanyak adat istiadat yang terjadi di Kelurahan Pensiunan, setiap suku yang mendiami Kelurahan Pensiunan Kepahiangsecara berkelompok selalu menjalankan beberapa rangkaianadat misalnya seperti suku Rejang yang menjadi suku asli dan banyak tersebar di Kabupaten Kepahiang menjadikan suku inihidup berkelompok, tentunya dalam menjalankan beberapakegiatan adat istiadat yang mana dalam suku Rejang mengenal beberapa adat dalam pernikahan, penyambutantamu serta ritual adat yang mampu menangkal semua energinegative. Disela itu banyaknya pendatang yang mendiamitempat ini menjadikan Kelurahan Pensiunan sebagai tempatberkumpulnya budaya hingga pencampuran budaya, yang mana suku minang melakukan adat dalam pernikahan disebutdengan Tambur, Tambur adalah kegiatan yang dilaksanakanKetika ada acara pernikahan maupun sambutan dalam acara besar.
Dalam budaya pun masyarakat Kelurahan Pensiunan memilikikebudayaan yang berbeda tidak heran jika percampuranbudaya yang terjadi di Kelurahan Pensiunan menimbulkanbudaya baru, Keterbukaannya perihal sesuatu yang barusehingga dapat masuk ke sesuatu yang lama, banyakkebudayaan lama yang sering berlangsung ditempat ini sepertihal nya dalam acara pernikahan suku rejang dan minang yang mana dalam kegiatan ini mereka menggabungkan 2 kebudayaan yang berbeda misalnya adat minang yang menampilkan tari piring dan adat rejang yang menampilkantari kejei, hal ini lah yang menunjukkan sesuatu yang mampumembaur tanpa adanya hambatan (Bhasier Gunawan, 2022).