SEMARAK POST | BENGKULU -Meningkatnya jumlah narapidana yang menghuni lapas khususnya dalam tindak pidana narkotika menimbulkan permasalahan tersendiri. Ini terlihat hampir diseluruh daerah Indonesia mengalami overcapacity jumlah penghuni Lapas.
Data angka menujukkan WPB di Indonesia sudah mencapai sekitar 249 ribu orang pada 2020, sedangkan kapasitas penjara secara nasional hanya sekitar 132 ribu. Sampai 3 Mei 202, WPB tingkat keterisian penjara atau lembaga pemasyarakatan (lapas) di Indonesia sudah mencapai 208%, dan menjadi yang tertinggi ke-21 dari 207 negara di seluruh dunia.
Berdasarkan laporan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham), mayoritas penghuni lapas di Indonesia adalah narapidana kasus narkoba, yakni mencapai 145.413 orang per Agustus 2021.
Sebanyak 116.930 narapidana kasus narkoba masuk kategori pengedar, sedangkan 28.483 lainnya merupakan pengguna. Data terbaru tahun 2022 jumlah penghuni lapas sudah mencapai 275.167 orang pada 2022. Untuk tahun 2023 pun meningkat namun data angka belum dirilis resmi oleh Ditjenpas.
Data di atas merupakan data gabungan antara narapidana perempuan dan laki laki diseluruh Indonesia. Jumlah penghuni lapas yang demikian menimbulkan permasalahan tersendiri, WBP kesehariannya di lapas harus diisi kegiatan yang positif dan produktif agar hunian yang sehat dan lapas yang kondusif dapat tercipta.
Dengan Lapas yang kondusif, maka program program yang dilakukan dan akan dilakukan Lapas dapat diwujudkan. Program pembinaan kemandirian dan keterampilan merupakan program sinergitas yang harus berjalan beriringan.
Salah satu lapas menjalankan program sinergitas tersebut adalah Lapas perempuan Kota Bengkulu. Menurut Ka Lapas Gayatri Rachmi Rilowati, jumlah penghuni Lapas perempuan per 4 Juli 2023 adalah 101 orang WBP, untuk tindak pidana narkotika WBP berjumlah 49 orang.
“Perempuan Kota Bengkulu berusaha untuk memberikan pelatihan khusus perempuan sebagai modal WBP dikemudian hari agar dapat produktif kembali di masyarakat dengan mengisi kegiatan harian WBP dengan kegiatan positif untuk meningkatkan berbagai keterampilan WBP antara lain membatik, membuat bakery dan pastry, berkebun jamur, menjahit, membuat tas rajut, tote bag, boneka handycraft dan asesoris, eco print dan lainnya,” kata Gayatri.
Tentu saja kegiatan tersebut tidak di lakukan sendiri oleh lapas perempuan kota Bengkulu karena keterbatasan dana yang dimiliki oleh lapas perempuan, maka dari itu lapas perempuan kota Bengkulu bekerjasama dengan berbagai kalangan seperti perusahaan swasta, perorang, LSM, Perguruan Tinggi yang ingin melakukan kegiatan kemanusian di Lapas perempuan dalam rangka meningkat harkat perempuan Indonesia pada umumnya.
Maka dari itu tim Pengabdian Fakultas Hukum Universitas menangkap peluang tersebut dengan melakukan pengabdian di lapas perempuan kota Bengkulu dengan tema “Peningkatan kesadaran hukum dan Keterampilan WBP penyalahguna Narkotika “.
Peningkatan kesadaran hukum bagi WBP narkotika di maksudkan untuk menanamkan kesadaran hukum bagi WBP narkotika agar tidak menjadi residivis narkotika dikemudian hari.
Diharapkan WBP perempuan mampu menjadi pribadi yang taat hukum dan memiliki kesadaran hukum yang tinggi hal ini di ungkapkan oleh Tim pengabdian FH UNIB Herlita Eryke dan Banget Hasudungan S.
Adapun pelatihan keterampilan yang diberikan berupa keterampilan mengarnis sayur dan buah sebagai hiasan untuk tumpeng atau hidangan agar tampak lebih menarik dan memiliki nilai ekonomis tinggi . Sehingga dengan diberikan keterampilan tersebut WBP dapat membuka berbagai peluang usaha setelah bebas dari Lembaga Pemasyarakatan.
Keterampilan mengarnis buah ini di berikan oleh tenaga professional terlatih dari Butik Tumpeng Indah Cem Cem Bengkulu menurut ibu Indah yang merupakan Owner Butik Tumpeng Indah Cem Cem mayoritas WBP perempuan cepat menangkap materi dan keterampilan mengarnis buah yang diberikan, ini terbukti dalam tempo pelatihan yang singkat yang dilakukan hanya 1 hari para peserta langsung terlihat mampu menghasilkan karya garnis buah dan sayur yang cantik untuk tingkat dasar.
Tim Pengabdian FH UNIB, Herlita berharap mudah mudah pengabdian yang dilakukan di lapas perempuan ini berguna bagi Warga Binaan Pemasyarakatan dikemudain hari .
Kegiatan ini dilakukan pada hari selasa tanggal 4 Juli 2023 yang dibuka oleh Ka Lapas Gayatri Rachmi Rilowati yang dihadiri oleh dan didampingi Kasi Giatja Ibu Desriani dan Kasubsi Registrasi Nora Apriyanti dan dikuti oleh 20 orang Warga Binaan Pemasyarakatan.(Ton)