SemarakPost.Com | Kepahiang – Paket pekerjaan jalan kerjasama Pemkab Kepahiang dengan PT SMI masih menyisakan hutang kepada pihak ketiga Rp 7 Milyar.
Dinas PUPR Kabupaten Kepahiang sebagai OPD teknis telah mengajukan anggaran untuk membayar hutang tersebut pada APBD Perubahan 2022.
“Tidak ada (kegiatan). APBD Perubahan kita untuk bayar hutang pekerjaan jalan SMI,” kata Kadis PUPR Kepahiang Rudi Sihaloho ST belum lama ini.
Dikatakan, berdasarkan cek fisik oleh APIP, untuk 2 lokasi Cinto Mandi – Langgar Jaya dan link Renang Kurung – Batu Bandung itu masih ada progres fisik yang belum dibayar sama sekali.
“Untuk pekerjaan jalan Cinto Mandi – Langgar Jaya, Renah Kurung – Batu Bandung masuk dalam Surat Pengakuan Hutang (SPH) sebesar Rp 6 Milyar.
Rencananya akan kita bayar melalui APBD Perubahan 2022,” ujar Rudi.
Tak hanya di 2 lokasi itu, tapi pada pekerjaan jalan PEDA KTNA – Kabawetan juga masih menyisakan hutang Rp. 1 Milyar.
“Jalan PEDA KTNA – Kabawetan progres fisik mencapai 54 persen dan baru kita bayar 49 persen jadi masih ada 5 persen atau diangka Rp 1 milyar yang belum dibayar kepada pihak ketiga. Jadi total keseluruhan SPH 3 link itu Rp 7 Milyar,” ungkap Rudi.
Pinjaman PT SMI, pengajuan awal yang disetujui Rp. 49 Milyar. Perencanaannya dimulai pada tahun 2018. Perencanaan ini merupakan bonus dari PT SMI atas terwujudkan kerjasama dengan Pemkab Kepahiang.
Bonus perencanaan atau DED itu dikerjakan oleh PT Wiraman Coda yang ditunjuk oleh PT SMI.
“Jadi perencanaan pekerjaan proyek SMI ini bukan dari pihak kita. Tapi PT SMI menunjuk PT Wiraman Coda untuk perencanaan yang dibiayai PT SMI sebagai bonus. Lelangnya di SMI dan biaya ditanggung SMI sebesar Rp 1,2 Milyar,” ungkap Rudi.
Tender paket pekerjaan pinjaman PT SMI molor 2 tahun setelah perencanaan dilakukan. 2018 perencanaan, untuk tender dilaksanakan pada 2020. Hal ini mengakibatkan ada sejumlah harga (material) yang naik.
“Kalau perencanaan itu dipakai paling ada beberapa item yang tidak sesuai. Hal itu sudah kita laporkan ke pihak SMI. Tapi karena perencanaan ini semacam bentuk hadiah maka perencanaan ini tetap kita pakai. Jadi kalau dibilang perencanaanya tidak matang, itu perencanaannya dari PT SMI,” Rudi membeberkan.
Untuk diketahui, dari rencana pinjaman sebesar Rp 49 Milyar, yang baru dipakai untuk uang muka pekerjaan paket jalan PEDA KTNA – Kabawetan Rp 4 Milyar dan penarikan MC diangka Rp 7 Milyar. Jadi total pinjaman PT SMI yang baru terpakai Rp 11 Milyar.
“Sistem di SMI berapa pinjaman yang terpakai, itulah yang dikenakan bunga. Sudah kita laporkan ke Pemda dan sudah dibayarkan ke PT SMI,” terang Rudi.
Sayangnya, meski sudah menguras APBD belasan Milyar Rupiah, jalan yang dibangun dengan dana pinjaman kepada PT SMI itu hingga saat ini belum bisa dinikmati sepenuhnya oleh masyarakat karena proyek pembangunan jalan tersebut putus kontrak dan mangkrak. (ton)