216 Siswa Baru MAN 2 Kepahiang di Uji Coba Seminggu Sistem Luring

SemarakPost.Com | Kepahiang – Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kepahiang telah selesai melangsungkan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2021-2022 dengan sistem PPDB berbasis online. Dari 362 siswa yang mendaftar 216 siswa dinyatakan lulus pendaftaran.

Terkait dengan pandemi Covid-19 yang jumlah kasusnya makin tinggi, ditahun ajaran baru pihak sekolah masih memberlakukan sistem belajar daring untuk kelas XI dan XII, sedangkan untuk kelas X yang baru saja lulus pendaftaran akan diberikan sistem luring selama seminggu.

“Mulanya sebanyak 216 siswa yang diterima itu akan dibagi dalam 6 rombel, jadi masing-masing kelas ada 36 siswa. Namun karena selama seminggu pembelajaran itu akan kita coba berlakukan Luring, maka kami rombak lagi jadi 12 rombel dengan masing-masing kelas berisikan 18 siswa. Jadi tempat duduk, benar-benar kita perhatikan jaraknya, mengingat situasi pandemi. Kemudian setiap siswa itu wajib memakai masker, kita sediakan tempat cuci tangan, handsanitizer, dan pengecek suhu. Prokes harus tetap kita jalankan” ujar Kepala Sekolah MAN 2 Kepahiang, Abdul Munir, M. Pd.

Masih disampaikan kepala sekolah, bahwa diberlakukannya sistem luring untuk siswa yang baru masuk ini bertujuan agar siswa dapat beradaptasi dengan sekolah barunya.

“Jadi diharapkan nantinya siswa baru dapat mengenal guru-guru yang ada, tata letak sekolah sehingga siswa dapat lebih mengenal sekolah mereka saat ini,” jelasnya.

Lebih lanjut, jika masih kondusif untuk siswa baru belajar secara luring maka bisa ini akan diperpanjang, begitupun sebaliknya, jika tidak memungkinkan, pihak sekolah juga akan menerapkan sistem daring kepada siswa baru.

“Berbagai hal telah dipertimbangkan pihak sekolah, agar siswa dapat tetap maksimal dalam proses belajar mengajar di kondisi pandemi ini. Jika kita langsung memaksakan sistem daring, masih banyak siswa yang terkendala dengan hal ini seperti masalah fasilitas handphone, jaringan yang tidak stabil serta masalah kuota internet, karena tidak semua siswa dari kalangan mampu dan memiliki akses internet yang baik di tempat tinggal mereka,” terang Abdul Munir. (Din)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *