SemarakPost.Com | Bengkulu – Perbincangan soal vaksin tidak aman masih terdengar di telinga. Bukan tanpa sebab. Informasi miring soal vaksin yang masih santer di jagat media sosial menjadi pemicunya.
Masyarakat awam serta gagap teknologi tentu tidak paham soal kebenaran sebuah informasi. Mereka dengan mudah menelan mentah-mentah hal tersebut. Parahnya, mereka juga saling berbagi informasi tersebut pada orang lain.
Akhirnya informasi miring soal vaksin tersebar secara luas di masyarakat dari mulut ke mulut.
Padahal, pemerintah tidak main-main soal vaksin ini. Bahkan tidak mungkin pemerintah penggadaikan nyawa 260 juta jiwa penduduk Indonesia dengan melakukan vaksinasi asal-asalan.
Kepala Bidang P2P Dinkes Provinsi Bengkulu Lisyenti Bahar, SKM, MPPM, mengatakan, bahwa vaksin itu tidak berbahaya dan aman.
Karena vaksin merupakan zat yang sengaja dibuat untuk merangsang pembentukan kekebalan tubuh dari penyakit tertentu sehingga bisa mencegah terjangkit dari penyakit tertentu.
Vaksin itu merupakan virus yang dilemahkan kemudian dimasukkan ke dalam tubuh dengan kadar yang sudah diperhitungkan sangat tepat melalui uji laboratorium.
Jika menurut uji laboratorium dinyatakan aman maka selanjutnya dilakukan uji klinis. Sementara uji klinis memerlukan hingga 3 tahap. Vaksin virus corona ini sudah melalui 3 tahap.
Informasi yang beredar di masyarakat mungkin secara sengaja dibuat oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab dengan tujuan menggagalkan upaya vaksinasi massal di Indonesia.
Padahal menurut Lisyenti, vaksinasi yang akan dilakukan pemerintah mempunyai tujuan fundamental untuk keselamatan bangsa dan negara.
Di antaranya, pertama, dengan vaksin ini dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh. Jadi dengan masuknya benda asing ke dalam tubuh, tubuh berusaha memberikan ketahanan sehingga daya tahan tubuh kita menjadi lebih kuat.
“Kedua, ketika kekebelan tubuh kita meningkat, dan ketika kita berpapasan dengan virus corona diharapkan tidak terpapar. Vaksin kerjanya adalah pencegahan sebelum tertular atau sebelum orang sakit,” jelas Lisyenti saat menjadi narasumber dalam acara Webinar yang diselenggarakan oleh Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) bekerjasama dengan Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Provinsi Bengkulu, 26/11/2020.
Tambahnya, orang sakit tidak boleh diberi vaksin. Karena vaksin hanya berlaku untuk orang sehat dengan upaya untuk menekan dan merunkan angka kematian akibat virus corona.
Ketiga, jika sistem imun kita bagus, maka produktifitas kita akan naik. Termasuk dampak ekonomi dapat diminimalisir dengan mudah.
“Pastinya pemerintah menjamin keamanan vaksin yang akan dilakukan secara masif di Indonesia ini,” tegas Lisyenti pada sesi penyampaian materi Webinar yang mengangkat tema ‘Vaksin Aman Masyarakat Sehat’.
Menurutnya, setidaknya ada 6 kandidat vaksin yang saat ini sudah masuk ke Indonesia dan akan dipilih oleh pemerintah. Mana yang paling efektif dan efisien untuk menangkal corona ini.
Sementara menurut Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik provinsi Bengkulu Jaduliwan yang juga menjadi narasumber menjelaskan, bahwa Kominfo punya peran startegis ini untuk mengambil bagian dalam upaya sosialisasi atas program vaksinasi ini.
Kendati tanggungjawab penuh berada di Dinas Kesehatan, Jaduliwan tidak menampik bahwa peran serta Kominfo dalam hal ini akan tetap jadi garda terdepan untuk menginformasikan tentang keamanan vaksin bagi masyarakat.
“Sosialisasi terus kita lakukan melalui media informasi yang kita miliki serta media partner lainnya. Termasuk dari sejak awal soal pencegahan covid-19 hingga program vaksinasi,” terang Jaduliwan.
Hal ini dilakukan, tambah Jaduliwan, sangat masif mulai sejak awal virus corona masuk Bengkulu, mendorong masyarakat untuk disiplin jalankan protokol kesehatan dan tetap produktif.
Bukan hanya itu, sosialisasi program-program pemulihan ekonomi yang dilakukan melalui bantuan bahan pokok, BLT hingga kartu pra kerja dan seluruh program pemulihan ekonomi nasional (PEN).
“Kominfo tidak pernah absen dalam hal penyampaian informasi covid-19. Ditambah lagi, Kadis Kominfo merupakan juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 provinsi Bengkulu sebelum berganti nama,” kata mantan sekretaris Dinas Kominfo Kabupaten Mukomuko ini.
Ke depan, lanjutnya, Bengkulu perlu penanganan khusus lagi untuk efektivitas sosialisasi vaksinasi. Karena Bengkulu memiliki corak ragam kebudayaan berbeda sehingga butuh pendekatan yang memang sejalan dengan lokalitas. Sehingga lebih mudah diterima oleh masyarakat. Seperti melalui tokoh-tokoh adat, tokoh agama dan banyak lagi yang lainnya.
“Sosialisasi itu harus efektif. Mudah, dan cepat dipahami. Sehingga langsung menyentuh. Sehingga pemulihan ekonomi akan sangat cepat,” pungkasnya. **