Mengenal Sosok Pahlawan Kesehatan Indonesia: Prof. Kusnandi Rusmil

Prof. Dr. Sri Rezeki Hadinegoro Indonesia in Technical Advisory Group in Immunization (ITAGI) dan Prof. Kusnadi Rusmil, Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Unpad menjadi pembicara dalam dialog produktif bertema Berjuang Tanpa Lelah Menyiapkan Vaksin di Jakarta, Selasa, 10 November 2020.

SemarakPost.Com Kurang lebih 8 (delapan) bulan lamanya seluruh perhatian dunia khususnya Indonesia masih tertuju pada penyebaran virus baru yakni COVID-19 serta berbagai upaya preventif. Meskipun sampai saat ini belum diketemukan obatnya, namun beberapa ahli diseluruh dunia termasuk Indonesia sedang gencar-gencarnya mengembangkan vaksin.

Berbicara perihal vaksin yang memberikan harapan besar dalam mengakhiri masa pandemi ini, maka dalam proses pembuatannya tidak bisa menuntut untuk siap dalam waktu yang singkat. Oleh karena itu, dalam pembuatan vaksin harus mendapat pengawasan yang ketat dan yang terpenting tetap mengutamakan tingkat keamanan serta keefektifannya. Untuk menjaga hal tersebut, maka orang yang terlibat untuk mengemban tugas penting ini bukanlah berasal dari sembarang orang. Dibutuhkan sosok yang berpengalaman untuk mengawal proses pengembangan dan uji klinis vaksin COVID-19, salah satunya adalah Prof. Kusnandi Rusmil.

Beberapa diantaranya mungkin sudah tidak asing lagi dengan beliau, karena sejak didapuk menjadi Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin COVID-19 Prof. Kusnandi Rusmil yaitu Guru Besar Kesehatan Anak Universitas Padjadjaran (UNPAD) akhirnya kerap muncul di media massa untuk memberikan keterangan terkait perkembangan uji klinis kandidat vaksin COVID-19.

Lelaki kelahiran Payakumbuh, Sumatera Barat ini telah berpengalaman melakukan 26 uji klinis vaksin sepanjang karir profesionalnya. Beliau menamatkan pendidikan dokter pada tahun1976, dan kemudian berjuang dalam meniti karir di dunia kesehatan dimulai dari baktinya di puskesmas tepatnya puskesmas di Lampung. Prof. Kusnandi bekerja di pelosok Lampung selama 8 tahun, dan di saat itulah dia melihat sendiri kompleksnya masalah kesehatan pada anak-anak. Terlebih waktu itu, vaksin untuk anak belum berkembang dengan baik.

Sepanjang masa karirnya, Prof. Kusnandi juga sempat pindah tugas ke Sumatera Barat sekaligus merampungkan pendidikan spesialisnya. Setelah itu Prof. Kusnandi kembali ke Universitas Padjadjaran (UNPAD) untuk menjadi tenaga pengajar pediatri sosial yang mana dalam mata kuliah yang diajarnya tersebut, Prof. Kusnandi fokus memberi pelajaran tentang imunisasi.

“Saya mendapat kepercayaan untuk melaksanakan hampir semua imunisasi. Jadi mulai dari imunisasi DPT, Hepatitis B, uji klinis fase I-II, kemudian pentabio, kemudian bersama Prof. Sri meneliti vaksin Dengue, kemudian vaksin pneumococcus,” ujar Prof. Kusnandi dalam Dialog Produktif bertema ‘Berjuang Tanpa Lelah Menyiapkan Vaksin’ yang digelar di Media Center Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Selasa (10/11/2020).

Prof. Kusnandi menegaskan imunisasi merupakan hal penting yang harus terus diperjuangkan pemerintah Indonesia. Tujuan akhirnya tentu mencegah berbagai penyakit infeksi yang menjangkit anak-anak atau masyarakat usia dewasa.

Kedekatan lokasi antara Unpad dan PT Bio Farma juga membuat keilmuan Prof. Kusnandi banyak digunakan dalam persiapan produksi berbagai macam vaksin. Nyaris seluruh produk vaksin yang dikembangkan Bio Farma melibatkan jasa Prof. Kusnandi.

“Kita harus bekerja keras. Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) juga harus bekerja keras agar cakupan imunisasi di Indonesia meningkat. Karena penyakit yang kerap mewabah itu, penyakit-penyakit yang dapat dicegah oleh imunisasi,” pungkasnya menutup pembicaraan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *