Bersama PMJB, Bupati Hidayat Santuy Nobar Wayang Kulit “Parikesit Dadi Ratu”

Suharto
Bupati, Ketua PMJB dan Forkompimda santai nobar wayang kulit.

SemarakPost.com | KepahiangTontonan hiburan sekaligus pelestarian budaya leluhur, digelar secara virtual di rumah dinas Bupati Kepahiang, Bengkulu, Rabu malam (29/7/2020).

Dari deretan kursi tamu undangan, selain Bupati Kepahiang Dr Ir Hidayattullah Sjahid MM IPU, juga hadir Ketua Paguyupan Masyarakat Jawa Bengkulu (PMJB) yang juga Wakil Ketua DPRD Provinsi Bengkulu, Suharto, Ketua DPRD Kepahiang Windra Purnawan SP, Kajari Kepahiang H Lalu Syaifudin SH MH, Ketua PN Kepahiang, Dr Rimdan SH MH, Kapolres Kepahiang AKBP Suparman SIk MAP, Dandim 0409 RL Letkol Inf Sigit Purwoko, Sekdakab Kepahiang Zamzami Zubir SE MM, Wakil Ketua 1 DPRD Kepahiang, Andrian Defandra SE MSi, anggota DPRD Kepahiang Eko Guntoro, serta tokoh masyarakat Jawa yang ada di Kabupaten Kepahiang.

Pagelaran wayang kulit semalam suntuk ini, mengambil lakon “Parikesit Dadi Ratu” bersama Ki Anom Dwijokangko.

Bupati Kepahiang Dr Ir Hidayattullah Sjahid, MM., IPU, mengajak masyarakat Kepahiang terutama generasi muda untuk mencintai budaya Indonesia. Salah satunya adalah budaya wayang kulit.

“Inilah salah satu bentuk kecintaan kita terhadap budaya Indonesia, malam ini kita gelar nonton bareng wayang kulit secara virtual. Saya berharap generasi muda Kepahiang dapat menumbuh kembangkan rasa cintanya terhadap budaya,” singkat Bupati.

Suharto

Sementara itu, Ketua PMJB Suharto, dalam sambutannya mengatakan tradisi leluhur sangat penting dilestarikan. “Itu adalah bagian dari identitas kita, budaya kita, tidak tepat kalau kita abaikan. Saya apresiasi positif kepada Bupati Kepahiang pak Hidayat, yang menggelar pagelaran wayang kulit, berarti pak Hidayat juga turut melestarikan budaya leluhur,” ucap Suharto.

Inti cerita berdasarkan bocoran tokoh Jawa, Raden Parikesit merupakan putera dari Raden Angkawijaya dengan Dewi Utari. Parikesit dilahirkan sesudah perang Baratayudha.

Dia Benar-benar sangat disayangi oleh ke lima Pandawa. Pada saat ia bayi selalu di cari oleh Aswatama, untuk dibunuh lantaran Parikesitlah yang dimasa akan datang bakal menguasai negeri Hastinapura. Namun dengan tidak disengaja, Parikesit menendang panah yang di taruh buat menjaganya dan seketika mengenai Aswatama. Tersungkurlah Aswatama hingga menemui ajal terakhirnya. Lalu, Parikesit bertahta sebagai raja di Hastinapura, bernama Prabu Kresnadipayana.

Sedangkan filosofi yang bisa diambil dari cerita ini ialah, Parikesit memperoleh kehormatan berbentuk Kekuasaan serta “Power” tidaklah dia yang menginginkan apalagi berambisi untuk merebutnya.

Sistem naik tahta Parikesit diawali jauh sebelum saat dia dilahirkan di muka bumi. Dalam cerita carangan pewayangan, sekurang-kurangnya diawali dari kerja keras, serta perjuangan berat Abimanyu saat masih menjadi perjaka untuk memperoleh wahyu Jaya Ningrat yang merupakan anugerah dari Yang Maha Tunggal melalui beberapa dewa di kayangan.(ton)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *